Minggu, 24 Januari 2016

Kumpulan AnekDot Islami

Tidak ada komentar:

Calon Karyawan yang Cerdas

Sebuah perusahaan telah membutuhkan seorang karyawan. Perusahaan tersebut telah membuaka lowongan pekerjaan dan yang mendaftar lumayan banyak. Pada tahap interview dilakukan oleh seorang manager HRD. Manager HRD tersebut memilih empat pendaftar calon karyawan untuk memulai tahap interview.

Keempat karyawan tersebut adalah Bagas, Andi, Rudi dan Udin. Keempatnya dipersilahkan masuk ke ruang interview oleh panitia. Kemudian di dalam ruangan tersebut dimulailah interview oleh manager HRD. Manager tersebut membuka interview dengan sebuah pertanyaan untuk keempat calon karyawan itu.
"menurut Anda, apa yang bergerak paling cepat?"

Bagas menjawab, “PIKIRAN". "Pikiran dapat muncul begitu saja di dalam kepala, tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang. baik disaat orang tersebut ada masalah maupun tidak pasti pikiran akan terus muncul dengan sangat cepat. Oleh karena itu menurut saya tidak ada yang lebih cepat dari pikiran”, jelas bagas panjang lebar.

 “Jawaban yang sangat bagus”, puji Manager tersebut. “Kalau menurut Anda?”,pertanyaan diarahkan kepada Andi. “menurut saya….KEJAPAN MATA yang paling cepat. Mata kita dapat berkejap tanpa kita sadari, bahkan saat ada benda asing yang mau masuk kemata, mata kita dapat lebih cepat berkejap". "Kejapan mata juga sering dibuat perumpamaan sesuatu yang terjadi amat cepat, 'Sekejap mata', terang Andi dengan penuh percaya diri.

 ”Bagus sekali!" kata manager tersebut dengan antusias. kemudian si manager melihat ke arah Rudi yang nampak sedang berpikir keras dan tak mau kalah dengan kedua pesaingnya yang sudah memberi jawaban yang meyakinkan.

“NYALA LAMPU", jawab Rudi dengan penuh keyakinan. "Nyala lampu adalah yang tercepat yang saya ketahui”, jawabnya, “ ketika saya menyalakan saklar di dalam rumah maka dalam waktu yang singkat lampu yang ada di taman depan rumah langsung saat itu juga menyala” Si manager kembali  terkesan dengan jawaban Rudi.

“Memang sulit mengalahkan kecepatan cahaya”, Manager tersebut kembali memuji, kali ini yang mendapat pujian adalah Rudi. sang manager kemudian melirik ke arah udin yang nampak santai sekali. "Kalau menurut Anda?", tanya si manager ke Udin. “Sudah jelas bahwa yang paling cepat itu adalah DIARE”, udin menjawab dengan santainya.

 “APA???!!!”, seru sang manager dan ketiga calon karyawan yang lain yang nampak terkaget-kaget dengan jawaban Udin. “Tidak usah heran, saya bisa menjelaskannya” , kata si Udin dengan wajah polosnya. “Dua hari lalu kan perut saya mendadak mules sekali. Cepat-cepat saya berlari ke toilet.Tapi sebelum saya sempat BERPIKIR, MENGEJAPKAN MATA atau MENYALAKAN LAMPU, saya sudah berak di celana”. Wkwkwkwkkwkwk.... ;D, Semua orang sontak tertawa dan mulai ikut berfikir..

Nah Sobat, coba pikirkan,,.. jawaban si udin yang nampak gk masuk akal ternyata jika dipikirkan baik-baik ternyata logis juga lho... Gk percaya????? Kalo gk percaya berarti belum berpengalaman si... hehe... Bagi yang percaya dengan alasan si Udin harap tutup muka,.. soalnya pasti udah pernah ngalamin hal itu,.. hayooo.... bener gk??? hehe... :p

*****

Gagal Sholat Subuh


Di sebuah kampung ada seorang preman yang bernama Rudi. Rudi terkenal sebagai seorang yang suka mabuk-mabukan. Sampai suatu malam dia amat sangat mabuk berat. Paginya, sebelum subuh Rudi terbangun dan ia ingat dengan nasehat ibunya sewaktu kecil untuk tidak lupa sholat berjamaah. Dengan tubuh yang amat berat Rudi berusaha bangkit dari tidurnya dan berangkat ke masjid. ketika hampir sanpai dimasjid Rudi bertemu dengan Pak Ustadz.

Pak Ustad yang melihat Rudi sempoyongan kemudian bertanya, “ mаυ ngapain?? ”

” Shalat Subuh Pak Ustad..” , Jawab Rudi. ” Shalat Subuh berapa Raka’аt??" Tanya ustad lagi,, ngetes..
” 3 Raka’аt.." Jawab Rudi seenaknya.. ” kаmυ pulang aja, kаmυ mabuk.." Kata Ustad.. Akhirnya Rudi pun pulang, dijalan ketemu Udin, seorang pemuda yang terkenal rajin Shalat..

Rudi : "Hai Udin mаυ kemana lo ?"
Udin : "mаυ kе Masjid shalat subuh.. kenapa?"
Rudi : "lo mаυ Shalat Subuh berapa Raka’аt ??"
Udin : "уа 2 Raka’аt lah, Ngapain si nanya-nanya?"
Rudi : "mending lu pulang aja deh lo,,"
Udin : "kenapa emangnya??",  Udin heran dengan tingkah si Rudi.
Rudi : "gue aja yang mаυ Shalat Subuh 3 Raka’аt diusir ѕаmа Pak Ustad.. Aра lagi lo yang cuman 2 Raka’аt.."
Udin : "GubraaaAkkKKKK!!!" !@#$$%^%^&&*^%$#@#$%^

*****

Khutbah Si Udin


Udin adalah seorang Ustadz lulusan dari Universitas Islam ternama di Indonesia. Ketika dia sudah lulus dan berhasil memperoleh gelar sarjana, Udin memutuskan untuk pulang ke kampung halamanya. kepulangan Udin ke kampung halamanya sangat disambut dengan penuh antusias oleh warga kampungnya karena baru kali ini di kampung tersebut ada Ustadz lulusan dari Universitas Islam ternama.

Pada suatu even pengajian, warga kampung sepakat bahwa yang pantas menjadi pembicara di pengajian itu adalah Ustadz Udin. melihat latar belakangnya yang dari pendidikan Islam maka warga mantap memilih udin untuk mengisi pengajian tersebut.

warga nampak antusias mengikuti pengajian saat Udin mulai naik ke mimbar untuk berceramah. Udin memulai ceramahnya dengan mengucap salam dan dijawab dengan semangat oleh warga kampunnya.
Tiba-tiba suasana menjadi hening,, warga menanti kata pertama yang muncul dari mulut si Udin tetapi udin hanya menoleh ke kanan dan ke kiri.

setelah hampir 10 menit keluarlah kalimat pertama yang muncul ari mulut si Udin. “Hadirin yang saya hormati, Apakah kalian tahu apa yang akan saya sampaikan dalam pengajian ini ?” Warga serempak menjawab, “Tidak !” kemudian Udin berkata, “Aku tidak punya keinginan untuk berbicara kepada orang-orang yang tidak mengetahui apapun tentang apa yang akan aku bicarakan”. setelah kata itu kemudian Udin berjalan turun dari mimbar dan meninggalkan majelis.

Orang-orang merasa tidak enak hati kepadanya dan mengundangnya lagi pada pengajian berikutnya. Pada pengajian tersebut, sesampai Udin di mimbar, Udin mengulang pertanyaan yang sama dan hadirinpun menjawab dengan yakin dan tegas, “Ya !”. Maka Udin berkata, “Baiklah, karena kalian sudah tahu apa yang akan aku katakan maka aku tidak akan membuang waktu kalian yang sangat berharga.” Kemudian ia turun dari mimbar dan berjalan pulang. Kali ini orang-orang benar-benar dibuat bingung oleh ulah si Udin.

Akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba sekali lagi mengundang Udin untuk mengisi pengajian pada minggu ketiga. kali ini warga tidak mau kecolongan lagi. sebagian warga telah di kode untuk menjawab 'YA' dan sebagian lagi disuruh menjawab 'TIDAK' jika Udin menannyakan pertanyaan yang sama.

Ternyata benar! Udin naik ke mimbar dan kembali bertanya, “Apakah kalian tahu apa yang akan saya sampaikan dalam khutbah ini ?” Kali ini warga sudah bersiap-siap untuk pertanyaan itu, sesuai rencana tadi sebagian dari mereka menjawab “Tidak !” dan sebagian lagi menjawab “Ya !” Udin pun berkata lagi, “Baiklah, kalau begitu sebahagian yang sudah tahu bisa menceritakan kepada sebahagian lainnya yang belum tahu” dan ia pun kemudian turun meninggalkan mimbar. !@@#$%^&^&*&*()*&^$#@!?????

*****

Fatwa Baru

Fatwa Menikah Suatu sore di akhir Ramadhan, beberapa orang ikhwan tampak sedang bercengkrama di teras masjid Baitul Hikmah, Cilandak sambil menunggu waktu berbuka puasa. Mereka semua adalah para peserta I’tikaf Ramadhan yang datang dari tempat yang berbeda-beda. Dan mereka kini terlibat pembicaraan serius tentang kegiatan dakwah di kampusnya masing-masing.

Beberapa saat kemudian datang Udin dengan tergesa-gesa dengan membawa suatu kabar.
” Assalamualaikum wr wb, Ikhwan semua, antum sudah dengar belum ada fatwa terbaru dari Dewan Syariah, baru keluar pagi tadi lho !”

Dengan serempak mereka menjawab, ” Waalaikum salam, fatwa terbaru tentang apa akhi ? ”
” Tentang Menikah !”, jawab Udin
” Menikah ? apa saja isi fatwa tersebut ? ”, tanya semua yang hadir heran.
 ” Isinya cuma satu pasal tapi penting, bahwa mulai sekarang seorang Ikhwan tidak boleh menikah dengan akhwat satu kampus.” Semua ikhwah yang mendengar terkejut, dan saling memberi komentar satu sama yang lain. “Apa alasannya akhi, khan tidak melanggar syar’i ?”
 “Kok bisa begitu, lalu bagaimana sama yang sudah berproses, langsung dibatalkan ya ..”
 “Ane kira ini untuk kepentingan perluasan dakwah juga ..” “Kalau ane sih milih sami’na wa atho’na saja..” Setelah beberapa saat terjadi tukar pendapat satu sama lain, akhirnya Si Udin dengan mimik serius menjelaskan, “Tenang Akhi.., fatwa tersebut memang harus di dukung dan ada dalilnya kok, bukankah Syariah Islam membatasi seorang Ikhwan untuk menikah hanya sampai dengan empat orang akhwat, maka bagaimana mungkin seorang ikhwah mau menikah dengan ‘akhwat satu kampus’ yang jumlahnya ratusan ..!” hehehehehe...... ;p

*****
 
back to top